Jendelahukum.com – Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, didesak mundur oleh Puluhan ribu warga Brasil dalam aksi protes di pusat kota Rio de Janeiro Minggu (30/5). Para demonstran tersebut menilai Bolsonaro telah gagal dalam penanganan pandemi corona yang telah merenggut lebih dari 461.000 nyawa warga Brasil.
Dalam aksinya, para demonstran memakai topeng berbaris di jalan-jalan sambil meneriakkan “Genosida Bolsonaro” atau “Pergi Bolsovirus.” Demonstrasi serupa juga diadakan di kota-kota besar lainnya, yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Seperti diketahui, hingga kini Brasil memiliki angka kematian akibat virus corona tertinggi kedua di dunia.
Pada awal pandemi, sayap kanan Bolsonaro menganggap COVID-19 sebagai “flu ringan” dan karena jumlah kematian terus meningkat, ia terus membuat marah orang dengan cara lain dengan menentang tindakan untuk tinggal di rumah dan menggunakan masker.
Selain itu, menggembar-gemborkan pengobatan yang tidak efektif, menolak tawaran vaksin, dan gagal mengantisipasi kekurangan oksigen yang membuat pasien mati lemas.
“Kita harus menghentikan pemerintah ini. Kita harus mengatakan ‘cukup sudah’,” kata pengusaha Omar Silveira kepada AFP di rapat umum Rio.
“Dia (Bolsonaro) adalah seorang pembunuh, seorang psikopat. Dia tidak memiliki perasaan. Dia tidak merasakan seperti kita. Dia tidak dapat merasakan bencana yang dia sebabkan,” tambahnya.
Demonstran juga menyerang Bolsonaro karena mengizinkan penggundulan hutan Amazon dan perampasan tanah dari masyarakat adat, dan mengatakan dia mendorong kekerasan dan rasisme.
Demonstrasi diadakan Sabtu di kota-kota besar lainnya seperti ibu Kota Brasilia, Salvador di timur laut dan Belo Horizonte di tenggara.
Di timur laut kota Recife, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet membubarkan unjuk rasa jalanan, kata situs berita G1.
Meski begitu, dua akhir pekan terakhir, pendukung Bolsonaro juga mengadakan demonstrasi, karena tingkat dukungan pada pemerintah anjlok ke rekor terendah 24 persen, menurut jajak pendapat oleh Datafolha.
Sekitar 49 persen dari mereka yang ditanyai mendukung pencopotan Bolsonaro dari jabatannya sementara 46 persen menentang, kata jajak pendapat ini.